Selasa, 27 Oktober 2009

Katak Kecil

Di sebuah desa di tengah suatu daerah persawahan yang masih di Indonesia, terdapat suatu perkumpulan keluarga-keluarga katak, bisa di bilang perkampungan. Sekitar beberapa meter dari desa tersebut terdapat sebuah bangunan tinggi menjulang dengan diatasnya terdapat beberapa untaian seperti tali dan wajan. Sejak dibangun tiang tersebut, yang disebut bangsa manusia sebagai tower, desa itu mengadakan suatu sayembara, perlombaan, uji ketangkasan dsb, untuk membuktikan katak yang paling tangguh.

Sayembara memanjat tower ini menjadi ajang tahunan yang bergengsi dan menjadi daya tarik. Bahkan katak-katak dari petak sawah yang jauh juga ikut untuk membuktikan kemampuannya. Seperti tahun-tahun sebelumnya tahun ini juga diadakan sayembara tersebut. Banyak katak yang mengikutinya.

Sebelum sayembara dimulai, para katak penonton memenuhi area sekitar tower tersebut untuk mendukung idola mereka. Mereka berteriak-teriak memberi semangat kepada katak-katak yang perkasa, berotot, dan tangguh. Tentu tidak semua katak bertubuh kekar, ada juga yang kecil namun tak banyak yang peduli.

Para peserta bersiap di kaki tower untuk memanjat. Teriakan sang pemimpin desa menjadi tanda dimulainya sayembara ini. para katak mulai melompat, meraih tiang diatasnya, mengangkat tubuhnya, dan melontarkan tubuhnya dengan kedua kakinya yang besar ke atas. Dalam hitungan detik beberapa katak mulai berjatuhan. Para penonton semakin bersorak, meramaikan suasana sayembara itu.

Selama ini belum ada yang mampu mencapai titik tertinggi menara besi itu. Hingga titik tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya tinggal beberapa katak yang masih bertahan, melompat dan menggapai besi-besi dingin dengan segenap sisa tenaganya. 3-4 katak jatuh dari ketinggian itu karena terpeleset dan langsung mati menabrak tanah. Penonton pun sunyi sejenak, dan kemudian bersorak meneriaki saudara atau teman mereka yang diatas untuk segera menyelesaikan tugasnya atau jika sudah lelah istirahatlah. Tiba-tiba hujan turun, air membasahi seluruh besi komponen menara besi itu. dan itu menambah banyak korban. Melihat hal itu semakin banyak yang berteriak "turun, kalian pasti tidak bisa..." Entah karena tidak dengar atau tidak mau disepelekan katak yang tersisa memaksakan diri untuk tetap naik. Dan tanpa ada yang menyangka seekor katak kecil tetap berjuang. Ketika penonton menyadari keberadaannya mereka semakin berteriak, "kalian bisa mati, turunlah, kalian tidak akan berhasil" beberapa saat kemudian berjatuhan katak-katak lain yang bertubuh kekar, membuktikan kebenaran para penonton, dan semakin keras mereka berteriak. Akhirnya hanya seekor katak kecil itu yang bertahan, para penonton mulai emosi , cemas, takut dan marah. "turunlah katak kecil, kamu tidak akan bisa, semua katak yang naik sudah jatuh". Namun katak kecil itu masih naik dengan lambat dan terlihat terengah-engah. Tak lama berselang teriakan penonton berubah menjadi sorakan kekaguman.... katak kecil itu berhasil mencapai titik puncak menara besi itu, pertama kali dalam sejarah desa.

Di bawah seekor katak betina, ibu dari katak kecil itupun menangis keras bahagia melihat anaknya berhasil setelah semua kekawatiran yang dia rasakan. Beberapa katak menghampirinya dan bertanya apa rahasia anaknya? apa saja latihannya? Apa keistimewaannya?
DAn sang Ibu hanya menjawab, anakku TULI SEJAK LAHIR.....


apa yang bisa anda ambil dari cerita diatas??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar